- Back to Home »
- ANALISIS TRANSAKSIONAL (BERNE)
Posted by : Unknown
Senin, 06 April 2015
PENDEKATAN
ANALISIS TRANSAKSIONAL
A.
Konsep Dasar
Menurut Gerald
Corey Analisis Transaksional berakar pada filosofi antideterministik. Analisis
ini juga mengakui bahwa mereka dipengaruhi oleh harapan serta tuntutan oleh
orang lain yang signifikan baginya, terutama oleh karena keputusan yang
terlebih dulu telah dibuat pada masa hidupnya mereka pada saat mereka sangat
tergantung pada orang lain. Tetapi keputusan dapat ditinjau kembali dan
ditantang, dan apabila keputusan yang telah diambil terdahulu tidak lagi cocok,
bisa dibuat keputusan baru.
Transaksional antara lain: status ego, belaian,
atau perintah, pembentukan naskah, permainan, dan posisi hidup.
1. Status
Ego
Menurut eric berne bahwa sumber-sumber tingkah laku, sikap
perasaan, sebagaimana individu melihat kenyataan, mengolah informasi dan
melihat dunia diluar dirinya disebut status ego.
Istilah status
ego yang digunakan oleh eric berne berbeda dengan istilah yang dikemukakan oleh
freud (id,ego,super ego) karena bukan merupakan construct, akan tetapi status
ego disini dapat diamati dan merupakan suatu kenyataan fenomenologis, yang
dapat diamati dengan indera (Harris, 1987,Gilliard, et al,1994).
Landasan
pemikiran Berne(1961) dan Prawitasari (1987) tentang status ego berdasar pada
tiga hipotesis yang berlaku pada setiap individu.
1. Bahwa setiap perkembangan
menuju pada kedewasaan, melalui masa kanak kanak.
2. Bahwa setiap manusia
mempunyai jaringan otak yang baik dan sanggup melakukan testing terhadap
realita secara baik.
3. Bahwa setiap individu yang
berjuang untuk menuju ke dewasa telah mempunyai orang tua yang berfungsi atau
seorang yang dianggap sebagai orang tuanya.
Didalam individu mengadakan
interaksi dengan orang lain biasanya didasari oleh ketiga status ego tersebut.
Ketiga status tersebut adalah status ego anak, dewasa, dan orang tua. Tingkatan
ini timbul karena adanya pemutaran data kejadian pada waktu yang lalu dan
direkam, yang meliputi orang, waktu, keputusan, perasaan yang sungguh nyata
(Harris, 1987).
2. Status
Ego Anak
ego anak dapat dilihat dalam dua bentuk yaitu sebagai seorang
anak yang menyesuaikan dan anak yang wajar. Anak yang menyesuaikan diujudkan
dengan tingkah laku yang dipengaruhi oleh orang tuanya. Hal ini dapat
menyebabkan anak bertindaak sesuai dengan keinginan orang tuanya seperti
penurut, sopan, dan patuh, sebagai akibatnya anak akan menarik diri, takut,
manja, dan kemungkinan mengalami konflik. Anak yang wajar akan terlihat dalam
tingkah lakunya seperti lucu, tergantung, menuntut, egois, agresi, kritis,
spontan, tidak mau kalah dan pemberontak.di dalam kehidupan sehari-hari dapat
dilihat jika terjadi suatu interaksi antara dua individu.
Misalnya seorang teman menanyakan kenapa kamu kemarin kemu tidak
masuk kantor, maka reaksi yang ditanya muncul perasaan kesal (kok usil amat),
atau muncul perasaan takut dan kemudian memberikan jawaban agar dikasihani.
Respon ini mewujudkan status ego anak yang menyesuaikan sebagaimana respon yang
diberikan jika mendapat teguran dari orang tuanya.
3. Status
Ego Dewasa
Status ego dewasa dapat dilihat dari tingkah laku yang
bertanggung jawab, tindakan yang rasional dan mandiri. Sifat dari status ego
dewasa adalah obyektif, penuh perhitungan dan menggunakan akal.
Didalam kehidupan sehari-hari interaksi dengan menggunakan
status ego dewasa. Misalnya seorang dosen sedang memeriksa analisis data
dari skripsi mahasiswanya dosen mengatakan kenapa anda memilih saya
sebagai pembimbingnya, maka mahasiswa menjawab ya pak, karena sepengetahuan
saya, bapak ahlinya dan sangat menguasai mengenai permasalahan dalam skripsi
saya.
4. Status
Ego Orangtua
Status ego orang tua merupakan suatu kumpulan perasaan, sikap,
pola-pola tingkah laku yang mirip dengan bagaimana orang tua individu merasa
dan bertingkah laku terhadap dirinya.
Ada dua bentuk sikap orang tua, yang pertama adalah orang tua
yang selalu mengkritik-merugikan, dan yang kedua adalah orang tua yang sayang.
Misalnya sikap
orang tua yang mengkritik merugikan seperti “ kamu sih terlalu malas, memang
kamu bodoh sih, kamu anak bapak yang paling bandel”.Status ego orang tua yang
sayang seperti memberikan dorongan, memberi semangat,menerima, memberikan rasa
aman.
2. Belaian
Dalam teori analisis transaksional sebuah belaian merupakan
bagian dari suatu perhatian yang melengkapi stimulasi yang optimal kepada
individu. Belaian ini merupakan kebutuhan dalam setiap interaksi sosial dan
menyehatkan.
Teori Analisis
Transaksional menekankan bahwa manusia memiliki kebutuhan untuk mengadakan
hubungan yang bisa dicapai dalam bentuknya yang terbaik melalui keakraban.
Hubungan yg akrab berlandaskan penerimaan posisi saya OK kamu OK di kedua belah
pihak.
3 Permainan
Menurut Harris (dalam correy, 1982) bahwa permainan (games)
merupakan aspek yang penting dalam mengetahui transaksi yang sebenarnya dengan
orang lain.di dalam hal ini perlu diobservasi dan diketahui bgaimana permainan
dimainkan dan belaian apa yang diterima, bagaiman keadaan permainan itu, apakah
ada jarak dan apa diiringi dengan keakraban.
Analisis Transaksional memandang permainan-permainan sebagai
penukaran belaian-belaian yg mengakibatkan berlarutnya-larutnya
perasaan-perasaan tidak enak. Permainan-permainan boleh jadi memperlihatkan
keakraban. Akan tetapi, orang-orang yang terlibat dalam transaksi-transaksi
memainkan permainan menciptakan jarak di antara mereka sendiri dengan
mengimpersonalkan pasangannya. Transaksi itu setidaknya melibatkan dua orang
yang memainkan permainan. Transaksi permainan akan batal jika salah seorang
menjadi sadar bahwa dirinya berada dalam permainan dan kemudian memutusakan
untuk tidak lagi memainkannya.
4 Posisi
Hidup
Suatu keputusan yang dibuat dalam rangka merespon bagaimana
reaksi figur orang tua terhadap reaksi awal anak perasaan dan kebutuhannya
serta merupakan komponen dasar dari naskah hidup dari individu. Ada 4dasar
posisi hidup:
1. I’m Ok –You’re Ok
Individu
mempunyai kepercayaan terhadap diri sendiri dan percaya orang lain.
1. I’m Ok- You’re not Ok
Individu
membutuhkan orang lain akan tetapi tidak ada yang dianggap cocok, individu
merasa memnpunyai hak untuk mempergunakan orang lain untuk mencapai tujuannya.
1. I’m Not Ok- You’re Ok
Individu merasa
tidak terpenuhi kebutuhanya dan merasa bersalah.
1. I’m Not Ok-You’re Not Ok
Individu merasa
dirinya tidak baik dan orang lain pun juga tidak baik, karena tidak ada sumber
belaian yang positif.
Analisis lifescript individu didasarkan pada drama-nya keluarga
asli. Sebagai hasil mengeksplorasi apa yang mereka pelajari berdasarkan
lifescript mereka, klien belajar tentang perintah-perintah mereka diterima
secara tidak kritis sebagai anak-anak, keputusan mereka dibuat sebagai
tanggapan terhadap pesan ini, dan permainan dan raket sekarang mereka terapkan
untuk menjaga keputusan awal ini hidup. Dengan menjadi bagian dari proses
penemuan diri, klien meningkatkan kesempatan untuk datang ke pemahaman yang
lebih dalam belum selesai mereka sendiri bisnis psikologis, dan di samping itu,
mereka memperoleh kemampuan untuk mengambil beberapa langkah-langkah awal untuk
keluar dari pola-pola merugikan diri sendiri.
5. Batas
Status Ego
Setiap individu mempunyai ketiga ego tersebut( anak,dewasa,
orang tua) bersifat permiabel, sehinggan dimungkinkan terhambatnya aliran dari
status ego yang satu ke ego yang lain dalam menaggapi rangsang dari luar.akan
tetapi ada batas antara dinding status ego tersebut sangat kuat, sehingga
individu tidak mampu melakukan perpindahan ke status ego yang lain.
6. Analisis
transaksional
ada tiga bentuk transaksi yang terjadi antara dua individu,
yaitu: 1) transaksi komplementer, transaksi ini terjadi jika antara stimulus
dan respon cocok, tepat dan memang yang diharapkan, sehingga berjalan lancar;
2) transaksi silang, transaksi ini terjadi jika stimulus dan respon tidak cocok
dan biasanya komunikasi ini akan terganggu; 3) transaksi terselubung. Transaksi
ini terjadi jika antara status ego beroperasi bersama-sama.
B.
Tujuan dalam Pendekatan Analisis Transaksional
Menurut corey,
melihat dari tujuan dasar dari analisis transaksional adalah membantu klien
dalam membuat putusan-putusan baru yang menyangkut tingkah lakunya sekrang dan
arah hidupnya. Sasaranya adalah mendorong klien agar menyadari bahwa kebebasan
dirinya dalam memilih telah dibatsai oleh putusan dini mengenai posisi
hidupnya.
Menurut Harris
(1967) melihat tujuan Analisis Transaksional sebagai membantu individu agar
memiliki kebebasan memilih kebebasan mengubah keinginan, kebeasan mengubah
respons-respons terhadap stimulus yang lazim maupun yang baru (h.82)
Menurut Lutfi
Fauzan, Tujuan konseling analisis transaksional dapat dibagi menjadi tujuan
umum dan tujuan khusus.
1. Tujuan Umum Konseling
Analisis Transaksional, ialah membantu individu mencapai otonomi. Individu
dikatakan mencapai otonomi bilamana ia memliki Kesadaran, Spontanitas,
Keakraban.
2. Tujuan Khusus Konseling Analisis Transaksional
Konselor membantu klien membebankan Status Ego Dewasanya
dari kontaminasi dan pengaruh negatif
Status Ego Anak dan Status Ego Orang tua.
Konselor membantu klian menetapkan kebebasan untuk membuat
pilihan-pilihan terlepas dari perintah-perintah orang tua.
Konselor membantu klien untuk menggunakan semua status egonya
secara tepat.
Konselor membantu klien untuk mengubah keputusan-keputusan
yang mengarah pada posisi kehidupan “orang kalah”.
C.
Perilaku Salah Suai
Individu yang
tidak sehat atau bermasalah ditunjukkan pada tingkah lakunya dengan:
1. Konsep diri negatif
2. Hubungan dengan orang lain negative
3. Posisi dasar hidupnya I am
OK you are not OK, atau I am not OK you are OK dan I am not OK you are
not OK.
4. Kontaminasi atau eksklusi
Kontaminasi merupakan pengaruh yang kuat dari salah satu sikap
atau lebih terhadap seseorang sehingga
orang itu “berkurang” keseimbangannya.
Selain eklusi ada satu masalah fungsional yang sering dialami
individu yakni kontaminasi yaitu dimana
bercampurnya status ego yang satu dengan yang lainnya sehingga mengalami
pencemaran
Contohnya:
Seorang yang tidak mampu menempatkan posisisnya dalam lingkungan
masyarakat. Seperti seorang kakek yang sudah tua-tua keladi, yang mempunyai
hasrat seperti para remaja, atau juga sering menggoda cewek-cewek yang cantik.
Tanpa menyadari usianya yang sudah rentang tua, sedaangkan dirinya mempunyai
tanggung jawab lain. Yaitu menafkahikeluarganya dsb. Dan dia cenderung
berperilaku selayaknya berkelakuan kenakalan remaja
D.
Model Operasional atau Strategi
Konselor
analisis transaksional bertugas:
1. Membantu klian menemukan
kemampuan diri untuk mengubah dengan membuat keputusan saat sekarang.
2. Membantu klien memperoleh
alat yang digunakan untuk mencapai perubahan.
3. Mendororng dan mengajar
klien mendasarkan diri pada Status Ego Dewasanya sendiri dari Status Ego Dewasa
konselor.
4. Menciptakan lingkungan yang
memungkinkan kilen dapat membuat keputusan-keputusan baru dalam hidupnya dan
keluar dari rencana kehidupan yang menghambat perkembangannya.
E.
Model Pola Hubungan Konselor dengan Klien
Menurut Gerald
Corey Pelaksanaan terapi Analisis Transaksional berdasarkan kontrak, kontrak
tersebut menjelaskan keinginan klien untuk berubah, di dalam kontrak berisi
kesepakatan-kesepakatan yang spesifik, jelas, dan ringkas. Kontrak menyatakan
apa yang dilakukan oleh klien, bagaimana klien melangkah ke arah tujuan-tujuan
yang telah ditetapkannya dan kapan kontrak tersebut akan berakhir. Kontrak
dapat diperpanjang, konselor akan mendukung dan bekerja sesuai kontrak yang
telah menjadi kesepakatan bersama. Dengan adanya kontrak maka kewajiban
tanggung jawab bagi klien semakin jelas, membuat usaha klien untuk tidak
keluar pada kesepakatan dan komitmen untuk penyembuhan tetap menjadi perhatian,
maka klien menjadi fokus pada tujuan-tujuan sehingga proses penyembuhan akan
semakin cepat.
Beberapa hal
yang perlu diperhatikan oleh konselor ketika membangun hubungan dengan klien;
1. Pertama, tidak ada
kesenjangan pemahaman antara klien dan konselor yang tidak dapat jembatani.
2. Kedua, klien memiliki
hak-hak yang sama dan penuh dalam terapi, artinya klien memiliki hak untuk
menyimpan atau tidak mengungkapkan sesuatu yang dianggap rahasia.
3. Ketiga, kontrak memperkecil
perbedaan status dan menekankan persamaan di antara konselor dan klien.
Maka dapat
disimpulkan bahwa:
1. Hubungan yang sederajat
antara konselor dengan klien tanpa mengesampingkan status terapis. Teknik
Analisis Transaksional, analisis rencana kehidupan yang lebih baru dan analisis
permainan.
2. Konselor transaksional
selalu aktif, menghindarkan keadaan diam yang terlalu lama, dan mempunyai
tanggung jawab untuk memelihara perhatian pada saat transaksi.
3. Konselor berupaya
menciptakan suasana yang akrab dalam hubungan sosial yang baik agar keaduanya
terjadi interaksi timbal baik satu sama lain.
F.
Model Penampilan Analisis Transaksional
Agar konselor
dapat membantu klien mencapai perubahan tingkah laku maka konselor analisis
transaksional harus memiliki keterampilan:
1. Menganalisis status ego,
trannsaksi, permainan, dan rencana hidup.
2. Berinteraksi dengan cara
terbuka, hangat, dan tulus
3. Mendengarkan dari mengamati
komunikasi klien baik verbal maupun nonverbal.
4. Mengenai status ego yang
digunakan klien pada suatu saat.
5. Menguasai beberapa
pengetahuan tentang prosedur kelompok
G.
Model Analisis dan Diagnosis Masalah Analisis Transaksional
Tahap analisis struktural
Merupakan tahap pertama dari proses konseling konselor membantu
klien meneliti struktur status egonya(orang tua, dewasa, dan anak) didalam
analisis transaksional klien belajar bagaimana mengidentifikasi status egonya.
Agar dapat menetapkan keunggulan status ego yang teruji dalam kenyataan yang
bebas dari kontaminasi oleh hal dari masa lalu, seperti teknik kursi kosong,
family modelling.
Tahap analisis transaksional
Tahap kedua dimana konselor membantu klien untuk transaksi
dengan lingkungannya. Ada tiga tipe transaksi yaitu; komplementer, menyilang,
dan terselubung. Seperti, metode belajar, role playing atau teknik psikodrama
Tahap analisis permainan
Konselor dituntut untuk memiliki kemampuan menentukan hasil
yang diterima klien dari permainan. bahwa permainan (games) merupakan aspek
yang penting dalam mengetahui transaksi yang sebenarnya dengan orang lain.di
dalam hal ini perlu diobservasi dan diketahui bgaimana permainan dimainkan dan
belaian apa yang diterima, bagaiman keadaan permainan itu, apakah ada jarak dan
apa diiringi dengan keakraban. Permainan-permainan boleh jadi memperlihatkan
keakraban yang akan terjalin.
Tahap analisis rencana
Suatu Pemahaman lengkap tentang hasil akhir dan gaya hidup klien
akan melibatkan analisis rencana kehidupan yang merupakan tahap keempat dari
proses konseling analisis transaksional.
H.
Model Peran Konselor dalam Pendekatan Analisis Transaksional
Peran Konselor
:
Sebagai
guru. memperjelas teknik analisis transaksional, rencana kehidupan dan
analisis rencana kehidupan, rencana analisis permaina
Sebagai pelatih. membantu
klien agar terampil melaksanakan hubungan antar pribadi dengan menggunakan
status ego yang tepat.
Sebagai nara
sumber membantu klien menemukan apa yang diperlukan
Sebagai
fasilitator
Sebagai Advisor
Sebagai
pengamat
I.
Model teknik dalam Pendekatan Analisis Transaksional
Menurut M.Ramli
Secara umum Teknik-teknik yang dapat dipilih dan diterapkan dalam Analisis
Transaksional, yaitu:
Permission
(Pemberian Kesempatan), dalam konseling kesempatan ini diberikan kepada kilen
untuk; 1) menggunakan waktunya secara efektif tanpa melakukan ritual
pengunduran diri; 2) mengalami semua status ego yang biasanya dilakukan dengan
mendorong klin menggunakan kemampuan Status Ego Dewasa untuk menikmati
kehidupan; 3) tidak memainkan permainan dengan cara tidak membiarkan klian
memainkannya.
Protection
(Proteksi), klien mungkin akan merasa ketakutan setelah ia menerima kesempatan
untuk menghentikan perintah-perintah orang tua dan menggunakan Status Ego
Dewasa dan Status Ego Anak.
Potency
(Potensi). Seorang konselor ahli sihir , melainkan orang tahu apa yang akan
dilakukan dan kapan melakukannya. Oleh karena itu kemampuan konselor terletak
pada keahliannya, sehingga keterampilan tersebut efektif secara optimal.Teknik
Khusus menurut berne terdiri atas delapan teknik yaitu: Interogasi,
Spesifikasi, Konfrontasi, Eksplanasi, Illustrasi, Konfirmasi, Interprestasi,
Kristalisasi
J.
Kelemahan dan Kelebihan Dalam Pendekatan Analisis Transaksional
Kelebihan
Menurut Gerald Corey :
1. Sangat berguna dan para
konselor dapat dengan mudah menggunakannya.
2. Menantang konseli untuk
lebih sadar akan keputusan awal mereka.
3. Integrasi antara konsep dan
praktek analisis transaksional dengan konsep tertentu dari terapi gestalt amat
berguna karena konselor bebas menggunakan prosedur dari pendekatan lain. Bab
ini menyoroti perluasan pendekatan Berne oleh Mary dan almarhum Robert Goulding
(1979), pemimpin dari sekolah redecisional TA. The Gouldings berbeda dari pendekatan
Bernian klasik dalam beberapa cara. Mereka telah digabungkan TA dengan
prinsip-prinsip dan teknik-teknik terapi Gestalt, terapi keluarga, psikodrama,
dan terapi perilaku. Pendekatan yang redecisional pengalaman anggota kelompok
membantu kebuntuan mereka, atau titik di mana mereka merasa terjebak. Mereka
menghidupkan kembali konteks di mana mereka membuat keputusan sebelumnya,
beberapa di antaranya tidak fungsional, dan mereka membuat keputusan baru yang
fungsional. Redecisional terapi ini bertujuan untuk membantu orang menantang
diri mereka untuk menemukan cara-cara di mana mereka menganggap diri mereka
dalam peran dan victimlike untuk memimpin hidup mereka dengan memutuskan untuk
diri mereka sendiri bagaimana mereka akan berubah.
4. Memberikan sumbangan pada
konseling multikultural karena konseling diawali dengan larangan mengaitkan
permasalahan pribadi dengan permasalahan keluarga dan larangan mementingkan
diri sendiri
Kelemahan
Gerald Corey, 1982: 398)
1. Banyak Terminologi atau
istilah yang digunakan dalam analisis transaksional cukup membingungkan.
2. Penekanan Analisis
Transaksional pada struktur merupakan aspek yang meresahkan.
3. Konsep serta prosedurnya
dipandang dari perspektif behavioral, tidak dapat di uji keilmiahannya
4. Konseli bisa mengenali
semua benda tetapi mungkin tidak merasakan dan menghayati aspek diri mereka
sendiri.
K.
Aplikasi atau Penerapan dalam Pendekatan Analisis Transaksional
1. Teknik-teknik pendekatan
ini bisa diterapkan pada hubungan orang tua-anak, belajar dikelas, pada
konseling dan terapi individual serta kelompok dan pada konseling perkawinan.
2. Dalam kegiatan kelompok
orang- orang bisa dialami dalam suatu lingkungan yang alamiah, yang ditandai
keterlibatan dengan orang-orang lain. Interaksi dengan kelompok lain memberikan
mereka kesempatan yang amat luas untuk mempraktekan tugas dan memenuhi kontrak.
3. Memecahkan suatu
permasalahan melalui kegiatan kelompok akan membawa para anggota menghayati
suatu titik dimana mereka membuat keputusan lebih awal yang beberapa
diantaranya sudah tidak fungsional lagi dan mereka akan membuat keputusan baru
yang sesuai. Sumbangan utamanya adalah perhatiaanya transaksi-transaksi
berkenaan dengan fungsi perwakilan-perwakilan ego. (Menurut Gerald Corey, 1982:
394)
Sumber :
Correy,G.1982. theory
ang practice of counseling and psycotheraphy. California: cole publishing company
Corey.G.1988.
Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi. Bandung: PT Eresco
Harris,T.
1987. Saya OK kamu OKE. terjemahan.jakarta: Erlangga