- Back to Home »
- TERAPI KELOMPOK (SOFKILL)
Posted by : Unknown
Selasa, 09 Juni 2015
TERAPI
KELOMPOK
A. Pengertian Terapi
Kelompok
Terapi Kelompok
adalah psikoterapi yang dilakukan pada sekelompok klien bersama-sama dengan
jalan berdiskusi satu sama lain dipimpin oleh seorang terapis atau petugas
kesehatan jiwa yang terlatih.
Terapi kelompok
adalah perawatan modalitas untuk lebih dari satu orang yang menyediakan hasil
yang terapeutik untuk individu.
Terapi Kelompok
adalah bentuk terapi yang melibatkan satu kelompok dari pertemuan yang telah
direncanakan oleh seorang terapis yang ahli untuk memfokuskan pada satu atau
lebih dalam hal :
1. Kesadaran
dan pengertian diri sendiri.
2. Memperbaiki
hubungan interpersonal.
3. Perubahan
tingkah laku.
Terapi Kelompok
adalah proses keperawatan teurapeutik yang dilakukan dalam kelompok. (Judih
Haber) Jadi dapat disimpulkan bahwa Terapi kelompok merupakan metoda pekerjaan
sosial yang menggunakan kelompok sebagai media proses pertolongan profesional.
Maksudnya ialah individu-individu yang mengalami masalah sejenis disatukan
dalam kelompok penyembuhan dan kemudian dilakukan terapi dengan dibimbing atau
didampingi oleh seorang atau satu tim petugas kesehatan.
B. Tujuan Terapi Kelompok
Tujuan Umum :
* Meningkatkan
kemampuan uji realitas
* Membentuk
sosialisasi
* Meningkatkan fungsi
psikologis : meningkatkan kesadaran tentang hubungan antara reaksi emosional
dengan perilaku defensive
* Membangkitkan
motivasi bagi kemampuan fungsi kognitif dan afektif
Tujuan Khusus :
* Meningkatkan
identitas diri
* Menyalurkan
emosi
* Keterampilan
hubungan social
Tujuan
Rehabilitatif :
* Meningkatkan
kemampuan hidup mandiri
* Soialisasi di
tengah masyarakat
* Empati
* Meningkatkan
pengetahuan problema hidup dan penyelesaian.
C. Bentuk-bentuk Terapi
Kelompok
Terapi kelompok
terdiri atas beberapa bentuk, sebagian besar berasal dari jenis-jenis terapi
individual yaitu :
a. Kelompok
eksplorasi interpersonal
Tujuannya
adalah mengembangkan kesadaran diri tentang gaya hubungan interpersonal melalui
umpan balik korektif dari anggota kelompok yang lain. Pasien diterima dan
didukung oleh kerena itu, utuk meningkatkan harga diri, tipe ini yang paling
umum dilakukan.
b. Kelompok
Bimbingan-Inspirasi
Kelompok yang
sangat terstruktur, kosesif, mendukung, yang meminimalkan pentingnya dan
memaksimalkan nilai diskusi didalam kelompok dan persahabatan. Kelompoknya
mungkin saja besar, anggota kelompok dipilih sering kali kerena
mereka”mempunyai problem yang sama”
c. Terapi
Berorientasi Psikoanalitik
Suatu tehnik
kelompok dengan struktur yang longgar, terapis melakukan interprestasi tentang
konflik yang disadari pasien dan memprosesnya dari obserpasi
interaksi antar anggota kelompok. Sebagian besar terapi kelompok yang sukses
tampaknya bergantung lebih pada pengalaman, sensitivitas, kehangatan, dan
kharisma pemimpin kelompok dari pada orientasi teori yang dianut (tomg, 2004) Berbagai
masalah dalam kelompok untuk mengembangkan kepercayaan diri, sensitifitas, dan
keterampilan sosial. Terdapat penekanan pada hubungan timbal balik antar
anggota kelompok yang difasilitasi oleh ahli terapi. Terapi kelompok dapat
berlangsung terus menerus atau terbatas waktu (Hibbert, 2009:157).
D. Proses Pelaksanaan
Terapi Kelompok
Proses terapi
kelompok yaitu : Zastrow (1999 : 150-151)
1. Tahap Intake
Terjadi kontrak
(persetujuan/komitmen) antara petugas kesehatan dengan klien untuk melakukan
kegiatan perubahan tingkah laku melalui kelompok.Selain itu adanya kesadaran
baik yang dihasilkan dari pengungkapan masalah oleh klien sendiri atau berdasarkan
penelaahan situasi oleh petugas kesehatan.
2. Tahap
Asesmen dan Perencanaaan Intervensi
Pemimpin
kelompok bersama anggota kelompok mengidentifikasi permasalahan, tujuan
kelompok serta merancang rencana tindakan pemecahan masalah.
3. Tahap
Penyeleksian Anggota
Penyeleksian
anggota harus dilakukan terhadap orang-orang yang paling mungkin mendapatkan
manfaat dari struktur kelompok dan keterlibatannya dalam kelompok.
4. Tahap
Pengembangan Kelompok
Petugas
kesehatan harus memainkan peranan yang aktif dalam mendorong kelompok
untuk mencapai tujuan atau harapannya.
5. Tahap
Evaluasi dan Terminasi
Evaluasi
tidak selalu dilakukan pada tahap akhir suatu kegiatan.Pada tahap evaluasi
terjadi pengidentifikasian atau pengukuran terhadap proses dan hasil kegiatan
kelompok secara menyeluruh.Berdasarkan hasil evaluasi maka tahap terminasi
dapat dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA
Corey, Gerald, Teori Dan Praktek Konseling Dan Psikoterapi, Bandung : PT. Refika Aditama, 2005
Komalasari, Gantina, dkk., Teori dan Teknik Konseling, Jakarta : PT INDEKS, 2011
Laela, FaizahNoer, Bimbingan Konseling Sosial, Surabaya : UIN SunanAmpel Press, 2014
Lubis, Namora Lumangga, Memahami Dasar-Dasar Konseling Dalam Teori Dan Praktik, Jakarta: Kencana, 2011.
Palmer, Stephen (Ed.), Introduction to conselling and psychotherapy, diterjemah oleh Haris H. Setiadjid, Konseling dan psikoterapi, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2011.
Nama : Fanni Juliyani
Kelas : 3 PA 06
NPM : 12512750