- Back to Home »
- Kesehatan Mental 'CARL ROGERS"
Posted by : Unknown
Jumat, 11 April 2014
KESEHATAN MENTAL
“ KEPRIBADIAN SEHAT MENURUT ROGERS “
“ KEPRIBADIAN SEHAT MENURUT ROGERS “
Nama Kelompok :
Aditya Nugroho ( 10512243 )
Fanni Juliyani ( 12512750 )
Lulu Yolanda Syifa ( 14512271 )
Putri Alifia ( 15512752 )
Yenti Astuti ( 17512804 )
Fanni Juliyani ( 12512750 )
Lulu Yolanda Syifa ( 14512271 )
Putri Alifia ( 15512752 )
Yenti Astuti ( 17512804 )
KEPRIBADIAN SEHAT MENURUT CARL ROGER
1902 - 1987
Rogers
(1902-1987) menjadi terkenal berkat metode terapi yang dikembangkannya, yaitu
terapi yang berpusat pada klien (client-centered therapy). Rogers
kemudian menyusun teorinya dengan pengalamannya sebagai terapis selama
bertahun-tahun. Teori Rogers mirip dengan pendekatan Freud, namun pada
hakikatnya Rogers berbeda dengan Freud karena Rogers menganggap bahwa manusia
pada dasarnya baik atau sehat. Menurut Rogers, pribadi yang sehat muncul dari
aktualisasi diri seseorang dalam kehidupannya. Pengalaman - pengalaman yang
telah terjadi memotivasi diri untuk menjadi pribadi yang lebih sehat dari
sebelumnya. Perkembangan aktualisasis diri berubah sejalan dengan semakin
bertambahnya umur sebagai akibat dari perkembangan biologik dan belajar. Dengan
kata lain, Rogers memandang kesehatan mental sebagai proses perkembangan hidup
alamiah, sementara penyakit jiwa, kejahatan, dan persoalan kemanusiaan lain
dipandang sebagai penyimpangan dari kecenderungan alamiah.
Orang yang sehat menurut Rogers adalah orang yang bisa mengaktualisasikan
dirinya. Maksud dari aktualisasi diri adalah suatu proses yang sulit dan
terkadang menyakitkan. Manusia yang sadar dan rasional tidak lagi dikontrol
oleh peristiwa kanak-kanakan seperti yang di ajukan oleh aliran Freud ,
misalnya Toilet training, dan juga pengalaman seksual sebelumnya.
A. Pokok-pokok Teori Carl Rogers :
a. Struktur kepribadian
Rogers lebih mementingkan dinamika dari pada struktur kepribadian. Namun
demikian ada tiga komponen yang dibahas bila bicara tentang struktur
kepribadian menurut Rogers, yaitu : organisme, medan fenomena, dan self.
1)
Organime, mencakup :
a) Makhluk hidup
Organisme
adalah makhluk : Lengkap dengan fungsi fisik dan psikologisnya, tempat semua
pengalaman dan segala sesuatu yang secara potensial terdapat dalam kesadar
setiap saat.
b) Realitas subjektif
Organisme
menanggapi dunia seperti yang diamati atau dialaminya. Realita adalah medan
persepsi yang sifatnya subjektif, bukan benar-salah.
c) Holisme
Organisme adalah
kesatuan sistem, sehingga perubahan pada satu bagian akan mempengaruhi bagian
lain. Setiap perubahan memiliki makna pribadi atau bertujuan, yakni tujuan
mengaktualisasi, mempertahankan, dan mengembangkan diri.
2)
Medan fenomena
Rogers
mengartikan medan fenomena sebagai keseluruhan pengalaman, baik yang internal
maupun eksternal, baik yang disadari maupun yang tidak disadari. Medan fenomena merupakan seluruh
pengalaman pribadi seseorang sepanjang
hidupnya.
3) Self :
Self
merupakan konsep pokok dari teori kepribadian Rogers, yang intinya adalah :
a) terbentuk melalui medan
fenomena dan melalui introjeksi nilai-nilai orang tertentu;.
b) bersifat integral dan konsisten;
c) menganggap pengalaman yang tak
sesuai dengan struktur self sebagai ancaman;
d) dapat berubah karena kematangan
dan belajar.
b.
Dinamika kepribadian
Menurut Rogers, organisme mengaktualisasikan dirinya menurut garis-garis
yang diletakkan oleh hereditas. Rogers menyatakan bahwa pada dasarnya tingkah
laku adalah usaha organisme yang berarah tujuan untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhannya
sebagaimana dialami, dalam medan sebagaimana medan itu dipersepsikan.
Rogers
menegaskan bahwa secara alami kecenderungan aktualisasi akan menunjukkan diri
melalui rentangan luas tingkah laku, yaitu :
1)
Tingkah laku yang berakar pada proses fisiologis, termasuk kebutuhan dasar
(makana, minuman, dan udara), kebutuhan mengembangkan dan merinci fungsi tubuh
serta generasi.
2)
Tingkah laku yang berkaitan dengan motivasi psikologis untuk menjadi diri
sendiri.
3)
Tingkah laku yang tidak meredakan ketegangan tetapi justru meningkatkan
tegangan, yaitu tingkah laku yang motivasinya untuk berkembang dan menjadi
lebih baik
Rogers tidak membahas teori pertumbuhan dan perkembangan, namun dia yakin
adanya kekuatan tumbuh pada semua orang yang secara alami mendorong proses
organisme menjadi semakin kompleks, otonom, sosial, dan secara keseluruhan
semakin aktualisasi diri.
Rogers
menyatakan bahwa self berkembang secara utuh-keseluruhan, menyentuh semua
bagian-bagian. Berkembangnya self diikuti oleh kebutuhan penerimaan positif,
dan penyaringan tingkah laku yang disadari agar tetap sesuai dengan struktur
self sehingga dirinya berkembang menjadi pribadi yang berfungsi utuh.
Pribadi yang berfungsi utuh menurut Rogers adalah individu yang memakai
kapasitas dan bakatnya, merealisasi potensinya, dan bergerak menuju pemahaman
yang lengkap mengenai dirinya sendiri dan seluruh rentang pengalamannya.
Konsep diri (self concept) menurut
Rogers adalah bagian sadar dari ruang fenomenal yang disadari dan
disimbolisasikan. Jadi, self concept adalah kesadaran batin yang tetap,
mengenai pengalaman yang berhubungan dengan aku dan membedakan aku dari yang
bukan aku.
Konsep diri ini terbagi menjadi 2 yaitu :
-
Ideal Self : diri
yang diharapkan individu
-
Relity Self : kenyataan yang ada
pada diri individual atau keadaan apa adanya
pada diri individu.
pada diri individu.
Kesulitan akan timbul bila tidak ada ketidaksesuaian antara
reality self dengan ideal selfnya (kesenjangan antara harapan dan realita). Jadi
Individual yang sehat adalah individu yang jarak reality self dan ideal self
tidak terlalu jauh.
Self
merupakan satu-satunya struktur kepribadian yang sebenarnya. Dengan kata lain
self terbentuk melalui deferiensiasi medan fenomena dan melalui introjeksi
nilai-nilai orang tertentu serta dari distorsi pengalaman. Self bersifat
integral dan konsisten. Pengalaman yang tidak sesuai dengan struktur self
dianggap ancaman dan self dapat berubah sebagai akibat kematangan biologik dan
belajar. Konsep self menggambarkan konsepsi mengenai dirinya sendiri, ciri-ciri
yang dianggapnya menjadi bagian dari dirinya. Misalnya, orang mungkin memandang
dirinya sebagai; “saya cerdas, menyenangkan, jujur, baik hari, dan menarik”