- Back to Home »
- STRESS KERJA
Posted by : Unknown
Rabu, 17 Desember 2014
STRES KERJA
DISUSUN
OLEH
KELOMPOK
:
1.
Yenti Astuti : 175112804
2.
Fanni Juliyani : 12512750
3.
Lulu Yolanda Syifa : 14512271
4 Revira Astrid G.W : 16512171
5.
Rini Tri Andriani : 16512827
6.
Sanny Marsheila : 16512414
A.
Definisi Stres
Stres kerja adalah suatu perasaan yang
menekan atau rasa tertekan yang dialami karyawan dalam menghadapi pekerjaannya (Anwar Prabu, 1993: 93).
Beehr dan
Franz (dikutip Bambang Tarupolo, 2002:17), mendefinisikan stres kerja sebagai
suatu proses yang menyebabkan orang merasa sakit, tidak nyaman atau tegang
karena pekerjaan, tempat kerja atau situasi kerja yang tertentu.
Menurut
Pandji Anoraga (2001:108), stres kerja adalah
suatu bentuk tanggapan seseorang, baik fisik maupun mental terhadap suatu
perubahan dilingkunganya yang dirasakan mengganggu dan mengakibatkan dirinya
terancam.
Gibson dkk
(1996:339),
menyatakan bahwa stres kerja adalah
suatu tanggapan penyesuaian diperantarai oleh perbedaan-perbedaan individu dan
atau proses psikologis yang merupakan suatu konsekuensi dari setiap tindakan
dari luar (lingkungan), situasi, atau peristiwa yang menetapkan permintaan
psikologis dan atau fisik berlebihan kepada seseorang.
B.
Sumber Stres
Sumber stres kerja menurut Carry Cooper (dikutip Jacinta F, 2002) ada 4 yaitu:
1) Kondisi pekerjaan, meliputi:
•
Kondisi kerja yang buruk berpotensi menjadi penyebab karyawan mudah
jatuh sakit, jika ruangan tidak nyaman, panas, sirkulasi udara kurang memadahi,
ruangan kerja terlalu padat, lingkungan kerja kurang bersih, berisik, tentu
besar pengaruhnya pada kenyamanan kerja karyawan.
•
Overload. Overload dapat dibedakan secara kuantitatif dan kualitatif.
Dikatakan overload secara kuantitatif jika banyaknya pekerjaan yang ditargetkan
melebihi kapasitas karyawan tersebut. Akibatnya karyawan tersebut mudah lelah
dan berada dalam tegangan tinggi. Overload secara kualitatif bila pekerjaan
tersebut sangat kompleks dan sulit sehingga menyita kemampuan karyawan.
•
Deprivational stres. Kondisi pekerjaan tidak lagi menantang, atau tidak lagi
menarik bagi karyawan. Biasanya keluhan yang muncul adalah kebosanan,
ketidakpuasan, atau pekerjaan tersebut kurang mengandung unsur sosial
(kurangnya komunikasi sosial).
•
Pekerjaan beresiko tinggi. Pekerjaan yang beresiko tinggi atau
berbahaya bagi keselamatan, seperti pekerjaan di pertambangan minyak lepas
pantai, tentara, dan sebagainya.
2) Konflik peran: Stres karena ketidakjelasan peran dalam bekerja dan tidak tahu
yang diharapkan oleh manajemen. Akibatnya sering muncul ketidakpuasan kerja,
ketegangan, menurunnya prestasi hingga ahirnya timbul keinginan untuk
meninggalkan pekerjaan. Para wanita yang bekerja mengalami stres lebih tinggi
dibandingkan dengan pria. Masalahnya wanita bekerja ini menghadapi konflik
peran sebagai wanita karir sekaligus ibu rumah tangga.
3) Pengembangan karir: Setiap orang pasti punya harapan ketika mulai bekerja di suatu
perusahaan atau organisasi. Namun cita-cita dan perkembangan karir banyak
sekali yang tidak terlaksana.
4) Struktur organisasi: Gambaran perusahaan yang diwarnai dengan struktur organisasi
yang tidak jelas, kurangnya kejelasan mengenai jabatan, peran, wewenang dan
tanggung jawab, aturan main yang terlalu kaku atau tidak jelas, iklim politik
perusahaan yang tidak jelas serta minimnya keterlibatan atasan membuat karyawan
menjadi stres.
C.
Manajemen Stres
Manajemen stres adalah kemampuan penggunaan sumber
daya (manusia) secara efektif untuk mengatasi gangguan atau
kekacauan mental dan emosional yang muncul karena tanggapan (respon). Tujuan
dari manajemen stres itu sendiri adalah untuk memperbaiki kualitas hidup
individu itu agar menjadi lebih baik.
Strategi: Goliszek (2005) menyatakan
bahwa usaha untuk memecahkan kebiasaan stres sehingga kualitas hidup menjadi
lebih baik dengan:
• mempelajari apa itu gila
• mengenali gejala stres yang terjadi dalam
diri
•
mengubah pola perilaku
• memanfaatkan
serangkaian teknik dan relaksasi dari manajemen stres yang cepat
D.
Pendekatan Stres
- Pendekatan Individu:
- Meningkatkan
Keimanan
- Melakukan
kegiatan olahraga
- Melakukan
relaksasi
- Dukungan sosial
dari teman dan keluarga
- Menghindari
kebiasaan rutin yang membosankan
- Pendekatan Perusahaan:
a. Perbaikan iklim organisasi
- Perbaikan lingkungan fisik
- Menyediakan sarana olahraga
- Melakukan analisis dan kejelasan tugas
- Meningkatkan partisipasi pegawai dlm pengambilan
keputusan
- Melakukan restrukturisasi tugas pegawai