- Back to Home »
- PSIKOLOGI DAN INTERNET DALAM LINGKUP INTERPERSONAL
Posted by : Unknown
Sabtu, 23 November 2013
KOMUNITAS ONLINE
Pengertian online sebenarnya
cukup luas. Apa pun yang kita lakukan yang terhubung dengan internet adalah
online, entah itu browsing, chatting dan sebagainya. Dijaman sekarang hampir
seluruh kegiatan berhubungan dengan internet, karena denga internet kegiatan
kegiatan tersebut terasa lebih mudah. Dewasa ini, dunia Internet semakin
berkembang dengan pesat, bahkan sudah merupakan bagian hidup bagi sebagian
orang. Keterkaitan antara dunia internet dengan manusia sudah menjadi hal
mutlak yang ada saat ini. Hal ini salah satunya menyebabkan lahirnya
komunitas-komunitas dalam dunia Internet (Komunitas online). Komunitas Online
adalah kumpulan pengguna internet yang membentuk satu wadah karena memiliki
persamaan tujuan, hobby, aktivitas, atau lainnya. Anda dapat membangun
komunitas online dengan membuat group ataupun mailing list (millist) kemudian
mengajak teman, saudara, atau siapa saja untuk bergabung dalam komunitas online
yang anda buat. Namun anda dapat lebih mudah jika langsung bergabung dengan
komunitas online yang telah ada. Percakapan adalah esensial dalam membangun
sebuah komunitas online oleh karena itu minimum requirement jika ingin
membangun sebuah komunitas online ya harus dipastikan jika media yang digunakan
untuk melakukan interaksi, at least percakapan. Dengan adanya komunitas online
maka anda dapat memasarkan produk bisnis yang dimiliki ke anggota komunitas
online lainnya, tentu saja pengiklanan ini harus satu arah dengan tujuan
komunitas online tersebut dibentuk jangan sampai nanti anda dikeluarkan oleh
pemilik groups karena kesalahan anda tersebut. Di era internet siapapun bisa
membuat dan menyebarkan informasi. Namun sepenting apapun informas itu,bila
hanya disuarakan satu orang onliner tentu saja gaungnya tidak akan kedengaran.
Disinilah peran sebuah komunitas online diperlukan. Sebuah informasi bila
disuarakan secara bersama-sama oleh komunitas Online tentu gaungnya akan besar
terdengar,yang bisa menarik perhatian media mainstream maupun pemerintah.
Setelah diberitakan oleh media mainstream tentunya informasi penting yang
digaungkan para onliner ini akan menjadi informasi yang diketahui banyak orang.
Komunitas online juga dapat membentuk suatu aksi sosial ditengah masyarakat.
Aksi-aksi sosial yang dilakukan komunitas online ini pada umumnya merupakan
kegiatan positif yang nyata dengan tujuan membuat suatu perubahan yang lebih
baik didalam masyarakat. Beberapa contoh aksi sosial yang dilakukan komunitas
online: Aksi berinternet sehat dan belajar ngeblog oleh BandungBlogVaganza,
Aksi Gerakan Berbagi dan kampanye keselamatan berkendara oleh DBLOGGER, aksi
mengumpulkan buku untuk disumbangkan oleh DOT’S. Sosial media yang digunakan
oleh komunitas online dapat menjadi kekuatan yang dahsyat melawan ketidakadilan,penyimpangan,dan
kesewenang-wenangan hukum dan juga pemerintah yang berkuasa. Baru-baru ini kita
melihat betapa dahsyatnya sosial media membentuk kekuatan massa, yang bisa
menjatuhkan pemerintah yang berkuasa,seperti yang terjadi di Tunisia dan Mesir.
Di Indonesia sendiri kekuatan aksi komunitas online sudah terbukti bisa melawan
ketidakadilan dalam hukum,seperti yang terjadi pada Gerakan Koin Prita dan
Gerakan dukung Bibit-Chandra. Komunitas online merupakan sebuah bentuk
peradaban baru di kehidupan manusia. Komunitas online yang menggunakan sosial
media sebagai alatnya, secara perlahan membuat revolusi didalam kehidupan
masyarakat,menjadi penggerak sebuah perubahan dalam berbagai bidang,baik
dibidang sosial,politik,ataupun ekonomi.
POLARISASI KELOMPOK
Bagaimana mungkin efek
polarisasi diterangkan? Satu pandangan awal mungkin adalah untuk melihatnya
sebagai artefak statistik, yaitu: ketika kita sudah melihat lebih awal, jika
anggota group ditarik secara acak dari suatu populasi dan kemudian didapat 70
persen mempunyai suatu pilihan tertentu, maka lebih dari 70 persen dari
keputusan kelompok akan mencerminkan pilihan itu (dengan assumsi aturan
mayoritas). Bagaimanapun, pembuatan keputusan kelompok bukanlah suatu unsur
yang penting dalam prosedur yang mengerucut ke arah polarisasi; suatu periode
diskusi yang ringkas yang diikuti oleh tanggapan individu akan menghasilkan
pula suatu pergeseran didalam kelompok rata-rata (Myers dan Lamm, 1976). Hal
ini berarti suatu pergeseran didalam pilihan individu terjadi sebagai hasil
proses kelompok. Polarisasi kelompok adalah gejala mengumpulnya pendapat
kelompok pada satu pandangan tertentu. Efek polarisasi menyinggung pada rata-
rata score individu sebelum dan setelah diskusi kelompok. Anggota kelompok
paling ekstrem mungkin sekali, sudah menjadi lebih moderat setelah diskusi itu.
Tetapi pada rata- rata pertimbanagan atau pilihan sudah menjadi yang lebih
ektrem. Polarisasi cenderung ke arah posisi yang ekstrem. Bila sebelum diskusi
kelompok para anggota mempunyai sikap agak mendukung tindakan tertentu, setelah
diskusi mereka akan lebih kuat lagi mendukung tindakan itu. Sebaliknya, bila
sebelum diskusi para anggota kelompok agak menentang tindakan tertentu, setelah
diskusi mereka akan menentang lebih keras. Hasil polarisasi kelompok dari dua
mekanisme utama: sosial perbandingan dan informasi pengaruh. Perbandingan
sosial mengacu ke drive individu muncul secara sosial di inginkan. Pengaruh
sosial informasional terjadi ketika seseorang berada dalam situasi seperti ini.
Orang yang sering akan mencari orang lain untuk isyarat mengenai perilaku yang
benar. Pengaruh (pengkutuban) polarisasi kelompok. Seringkali keputusan yang
dibuat kelompok lebih ekstrim dibandingkan keputusan individu. Hal itu
disebabkan karena adanya perbandingan sosial. Tidak semua orang berada di
atas rata-rata. Oleh karena itu untuk mengimbanginya perlu dibuat keputusan
yang jauh dari pendapat orang tersebut. Faktor yang mengubah kelompok adalah
informasi yang disampaikan selama diskusi kelompok tentang masalah. Alternatif
keputusan yang menerima jumlah argumen yang paling besar adalah yang terpilih. Pengaruh
berdasarkan norma menuntun ke arah polarisasi melalui milik anggota kelompok
yang berhubungan dengan self-perception dan self-presentation yang dikehendaki.
Hal-hal dimana dirasa anggota kelompok lain mempunyai arah pendapat yang lebih
ekstrim dari kecenderungan mereka sendiri, maka secara sosial lebih diinginkan
dibanding anggota kelompok dengan kecenderungan berbeda. Keinginan untuk
diterima oleh anggota kelompok yang lebih ekstrim, dan kecenderungan untuk
merasa dan menyajikan dirinya sebagai anggota dari suatu dengan baik dirasa ’didalam-kelompok’
keduanya berperan untuk efek polarisasi. Efek ini diperkuat oleh komitmen lisan
bagi suatu posisi yang dinyatakan lebih dahulu didalam diskusi kelompok:
setelah itu suatu perubahan posisi didalam arah kecenderungan awal. polarisasi
adalah lebih mudah dilaksanakan dibanding suatu perubahan dalam arah
kebalikannya (Ferrell, 1985; Myers dan Lamm, 1976). Kedua format pengaruh
tersebut adalah penting. Kepentingan relatifnya (mengenai polarisasi seperti
halnya untuk penyesuaian) tergantung pada jenis interaksi dan jenis tugas. Jika interaksi didalam kelompok
sebagian besar merupakan socio-emotional yang alamiah, maka pengaruh
berdasarkan norma menjadi lebih penting. Tugas dalam mengarahkan interaksi
menjadi lebih betul-betul dihubungkan dengan pengaruh dan bujukan
informasionil. Sejauh tentang jenis tugas terkait, didalam tugas-tugas
judgemental pengaruh berdasarkan norma relatif lebih penting, dan didalam tugas
intellective lebih berpengaruh dalam informasi (Kaplan, 1987).
Referensi :
1.
Wallace, P. (1999). The psychology of the internet.
USA : Cambridge Unversity Press
Nama : Fanni Juliyani
Kelas : 2pa06
NPM : 12512750