- Back to Home »
- MEMPENGARUHI PERILAKU
Posted by : Unknown
Minggu, 11 Oktober 2015
PENDAHULUAN
Pada tugas kali ini kelompok kami akan membahas tentang
mempengaruhi prilaku, seperti yang kita tau perilaku manusia adalah refleksi
dari berbagai gejala kejiwaan seperti pengetahuan, persepsi, minat, keinginan
dan sikap. Hal-hal yang mempengaruhi perilaku seseorang sebagian terletak dalam
diri individu sendiri yang disebut juga faktor internal sebagian lagi terletak
di luar dirinya atau disebut dengan faktor eksternal yaitu faktor lingkungan.
Kami akan menjelaskan tentang definisi pengauh, kunci-kunci
perubahan perilaku, bagaimana mempengaruhi orang lain berbagai model, dan apa
itu wewenang.
1. DEFINISI
PENGARUH
Pengaruh menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI) adalah daya yang ada dan timbul dari sesuatu (orang, benda)
yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuataan seseorang. Dari
pengertian di atas telah dikemukakan sebelumnya bahwa pengaruh adalah merupakan
sesuatu daya yang dapat membentuk atau mengubah sesuatu yang lain.
Pengaruh
adalah suatu keadaan ada hubungan timbal balik, atau hubungan sebab akibat
antara apa yang mempengaruhi dengan apa yang di pengaruhi. Dua hal ini adalah
yang akan dihubungkan dan dicari apa ada hal yang menghubungkannya. Di sisi
lain pengaruh adalah berupa daya yang bisa memicu sesuatu, menjadikan sesuatu
berubah. Maka jika salah satu yang disebut pengaruh tersebut berubah, maka akan
ada akibat yang ditimbulkannya.
Pengaruh
adalah “daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang atau benda) yang ikut
membentuk watak kepercayaan dan perbuatan seseorang” (Depdikbud, 2001:845).
WJS.Poerwardaminta berpendapat bahwa pengaruh adalah daya yang ada atau timbul
dari sesuatu, baik orang maupun benda dan sebagainya yang berkuasa atau yang
berkekuatan dan berpengaruh terhadap orang lain (Poerwardaminta:731).
2. KUNCI
KUNCI PERUBAHAN PRILAKU
Menurut
WHO, yang dikutip oleh Notoatmodjo (1993), perubahan perilaku dikelompokkan
menjadi 3 (tiga), yaitu :
1. Perubahan
alamiah (natural change), ialah perubahan yang dikarenakan perubahan pada
lingkungan fisik, sosial, budaya ataupun ekonomi dimana dia hidup dan
beraktifitas.
2. Perubahan
terencana (planned change), ialah perubahan ini terjadi, karena memang
direncanakan sendiri oleh subjek.
3. Perubahan dari hal kesediaannya untuk berubah
(readiness to change), ialah perubahan yang terjadi apabila terdapat suatu
inovasi atau program-program baru, maka yang terjadi adalah sebagian orang
cepat mengalami perubahan perilaku dan sebagian lagi lamban. Hal ini disebabkan
setiap orang mempunyai kesediaan untuk berubah yang berbeda-beda.
Tim
ahli WHO (1984), menganalisis bahwa yang menyebabkan seseorang itu berperilaku
ada empat alasan pokok, yaitu :
1. Pemikiran
dan perasaan Bentuk pemikiran dan perasaan ini adalah pengetahuan, kepercayaan,
sikap dan lain-lain.
2. Orang
penting sebagai referensi Apabila seseorang itu penting bagi kita, maka apapun
yang ia katakan dan lakukan cendrung untuk kita contoh. Orang inilah yang
dianggap kelompok referensi seperti : guru, kepala suku dan lain-lain.
3. Sumber-sumber
daya Yang termasuk adalah fasilitas-fasilitas misalnya : waktu, uang, tenaga
kerja, ketrampilan dan pelayanan. Pengaruh sumber daya terhadap perilaku dapat
bersifat positif maupun negatif.
4. Kebudayaan
Perilaku normal, kebiasaan, nilai-nilai dan pengadaan sumber daya di dalam
suatu masyarakat akan menghasilkan suatu pola hidup yang disebut kebudayaan.
Perilaku yang normal adalah salah satu aspek dari kebudayaan dan selanjutnya
kebudayaan mempunyai pengaruh yang dalam terhadap perilaku. Dari uraian
tersebut diatas dapat dilihat bahwa, alasan seseorang berperilaku. Oleh sebab
itu, perilaku yang sama diantara beberapa orang dapat berbeda-beda penyebab
atau latar belakangnya
3. BAGAIMANA MEMPENGARUHI ORANG
LAIN : BERBAGAI MODEL
Cara mempengaruhi orang lain
dengan dasar Pendekatan komunikasi persuasi dikemukakan oleh Aristotle yang
menyatakan terdapat 3 pendekatan dasar dalam komunikasi yang mampu mempengaruhi
orang lain, yaitu;
1. Logical
argument (logos), yaitu penyampaian ajakan menggunakan argumentasi data-data
yang ditemukan. Hal ini telah disinggung dalam komponen data.
2. Psychological/
emotional argument (pathos), yaitu penyampaian ajakan menggunakan efek emosi
positif maupun negatif. Misalnya, iklan yang menyenangkan, lucu dan membuat
kita berempati termasuk menggunakan pendekatan psychological argument dengan
efek emosi yang positif. Sedangkan iklan yang menjemukan, memuakkan bahkan
membuat kita marah termasuk pendekatan psychological argument dengan efek emosi
negatif.
3. Argument
based on credibility (ethos), yaitu ajakan atau arahan yang dituruti oleh
komunikate/ audience karena komunikator mempunyai kredibilitas sebagai pakar
dalam bidangnya. Contoh, kita menuruti nasehat medis dari dokter, kita mematuhi
ajakan dari seorang pemuka agama, kita menelan mentah-mentah begitu saja kuliah
dari dosen. Hal ini semata-mata karena kita mempercayai kepakaran seseorang
dalam bidangnya.
Menurut Burgon & Huffner
(2002), terdapat beberapa pendekatan yang dapat dilakukan agar komunikasi
persuasi menjadi lebih efektif. Maksudnya lebih efektif yaitu agar lebih
berkesan dalam mempengaruhi orang lain. Beberapa pendekatan itu antaranya;
1. Pendekatan
berdasarkan bukti, yaitu mengungkapkan data atau fakta yang terjadi sebaga
bukti argumentatif agar berkesan lebih kuat terhadap ajakan.
2. Pendekatan
berdasarkan ketakutan, yaitu menggunakan fenomena yang menakutkan bagi audience
atau komunikate dengan tujuan mengajak mereka menuruti pesan yang diberikan
komunikator. Misalnya, bila terjadi kejadian luar biasa (KLB) demam berdarah
maka pemerintah dengan pendekatan ketakutan dapat mempersuasi masyarakat untuk
mencegah DBD.
3. Pendekatan
berdasarkan humor, yaitu menggunakan humor atau fantasi yang bersifat lucu
dengan tujuan memudahkan masyarakat mengingat pesan karena mempunyai efek emosi
yang positif. Contoh, iklan-iklan yang menggunakan bintang comedian atau
menggunakan humor yang melekat di hati masyarakat.
4. Pendekatan
berdasarkan diksi, yaitu menggunakan pilihan kata yang mudah diingat
(memorable) oleh audience/komunikate dengan tujuan membuat efek emosi positif
atau negative. Misalnya, iklan rokok dengan dikasi “nggak ada loe nggak rame”
4.
WEWENANG
Daft (2002 : 397) mengemukakan bahwa
wewenang adalah hak formal dan legitimasi dari seseorang manajer untuk membuat
keputusan, mengeluarkan perintah, dan mengalokasikan sumber daya untuk mencapai
hasil yang diinginkan oleh organisasi.
Disisi
lain Simon (2004 : 195) menjelaskan bahwa wewenang adalah kekuasaan untuk
mengambil keputusan yang membimbing tindakan-tindakan individu-individu
lainnya. Senada dengan respon diatas Hasibuan (2006 : 64) menguraikan bahwa
wewenang adalah kekuasaan yang sah dan legal yang dimiliki seseorang untuk
memerintah orang lain, berbuat atau tidak berbuat sesuatu; wewenang merupakan
dasar hukum yang syah dan legal untuk dapat mengerjakan sesuatu pekerjaan.
Namun
Siagian (dalam Herujito 2001 : 171) menyatakan “setiap pejabat dalam organisasi
harus melaksanakan tugas dan kewajibannya berdasarkan atas wewenang yang
melekat pada jabatannya mempunyai arti setelah kepadanya diberi 6 wewenang
organisasi, wewenang organisasi merupakan hak untuk bertindak atau hak untuk
memberi perintah dan juga untuk menimbulkan tindakan-tindakan dari orang lain.
Jadi
dapat dijelaskan bahwa wewenang (authority) merupakan dasar untuk bertindak,
berbuat, dan melakukan kegiatan/aktivitas dalam suatu lembaga. Tanpa wewenang
orang-orang dalam lembaga tidak dapat berbuat apa-apa.
1. Dalam
authority selalu terdapat power and right, tetapi dalam power belum tentu
terdapat wewenang yang baik. Stoner dkk, (1996 : 45) mengemukakan bahwa dalam
banyak kantor, pimpinan menggunakan wewenang dengan membaginya menjadi beberapa
jenis yaitu : Wewenang Lini
2. Wewenang Staff
3. Wewenang
Fungsional Sementara itu Hasibuan (2006 : 67) mengklasifikasi sumber-sumber
wewenang (authority) sebagai berikut :
a) Teori
wewenang formal (Formal authority theory )
b) Teori penerimaan wewenang (Acceptance
authority theory)
c) Wewenang
diperoleh seseorang karena situasi (Authority ot the situation)
d) Wewenang
karena posisi (jabatan) dalam organisasi (Position authority)
e) Wewenang
teknis (Tecnical authority)
f) Wewenang
hukum (Yuridis authority)
PENUTUP
Kesimpulan :
Jadi, Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul
dari sesuatu (orang atau benda) yang ikut membentuk watak kepercayaan dan
perbuatan seseorang . Kemudian kunci- kunci perubahan perilaku menurut WHO ada tiga
perubahan alamiah, perubahan terencana dan perubahan dari kesediannya untuk
berubah. Lalu berbagai model dalam mempengaruhi orang lain ada tiga logical
argument, Psychological/ emotional argument,
dan Argument based on credibility. Dan wewenang (authority) adalah dasar untuk bertindak, berbuat, dan
melakukan kegiatan/aktivitas dalam suatu lembaga. Tanpa wewenang orang-orang
dalam lembaga tidak dapat berbuat apa-apa..
Sumber :